Saturday 22 July 2017

Puisi Tentang "Kotaku"

Gedung gedung tinggi tak luput kami datangi
Bukan untuk selfie atau melihat gadis seksi
Di kota kami belum lama berdiri gedung penyaji gengsi

Di sisi utara kami melihat gunung berapi
Gunung tinggi yang belum lama ini dibolongi
tak cukupkah betina seksi di gang sebelah kiri?

Kota kami kedatangan Transportasi yang berbasis aplikasi
Siap mengantarkan kami ke tujuan dengan pasti
Bukan transportasi yang suka menetap lama sekali

Puisi Tentang Alam "Sabtu Pagi"



Sabtu Pagi



Oleh Ludbizar




Stop tuangkan kopinya lagi nak

Gelap yg mau berakhir adalh gejala rutin alam

Kau bisa menemuinya lagi esok




Ayam ayam mulai berkokok,

dapur dapur mulai beroperasi

Dan bapak bapak pergi bersuci




Khalayak ramai akan kau temui

Di persimpangan jalan

Di tempat belajar

Dan tempat tempat umat mengabdi




Lalu

Kau hanya bisa diam

Mengamati apa yg ingin kau nikmati

Sebuah jalan sepi menuju mimpi




Kau indahkan sisa malam

Dari sudut jendela kau berjanji

Suatu saat nanti,

Pagi akan tidak kau temui lagi




Setetes embun yang jatuh

Dari daun daun melati

kaca kaca buram

Dan rumput rumput teki




Kau sendiri, kini

Di keheningan mimpi

Kau sudah jauh

Meninggalkan nuansa pagi




Antologi Puisi, Ruang huni bernama sepi

Puisi Tentang Indonesia Saat Ini, "Kami Melihat"


Kami melihat



Oleh Ludbizar




Kami melihat,

Sekumpulan orang berpartisipasi

Bukan audisi, bukan pula kompetisi

Lebih mirip rutinitas para Abdi




Kami mencatat

Tukar tukar dasi

Gonta ganti asumsi

Dan lalu lalang pencuri




Kami mendengar,

Sekumpulan orang masturbasi

Bukan karena gadis seksi

Bukan juga jabatan tinggi




Kami mengkaji

Orang orang yg beraksi

Memuja memuji pemimpin suci

Sambil mengalungi belati




Kami menyadari

Ruang demokrasi dikencingi

Ruang suci dikotori

Oleh pencinta eksistensi




Kami sekali lagi menyadari

Kami korban subsidi

Korban hoax setiap hari

Dan pencitraan foto selfi




Kami malu

Pada diri sendiri yg tak mau berdiri

Punya wakil aspirasi Yang suka berahi

Dan para pengutip kitab yg kurang literasi