Saturday 25 July 2015

Tulisan itu sampah

Ruang hampa, luas dan tak berbatas adalah ruang yang nyaman untuk menulis. Ini teori terbalik dari ilmu kepenulisan dan asumsi penulis-penulis pemula. Apabila kita balik dan ubah sedikit kalimat itu maka akan menjadi "Menulis adalah ruang hampa, luas dan tak berbatas" itulah esensi menulis.

Bagaimana? jika kalian susah menulis, maknailah kalimat diatas. Tidak lama kemudian kalian akan segera menulis dengan mudah. Sekalipun masih berantakan, anggap saja tulisanmu itu sampah ! sampah yang akan terus kalian buat setiap hari.

Seorang yang pandai menulis akan mempunyai ruangan luas, tenang, bebas dan tak berbatas walau ditempat yang sempit, ramai, dan berdesakan. Apakah selama ini kalian belum merasakan keadaan ini? belajarlah lagi menulis sampah.

Kok menulis sampah? menulis sama seperti mengeluarkan kotoran dari tubuh. Memberi kelegaan sendiri pada tubuh. Renungi saja, siapa membuang kotoran akan merasa lega. Siapa orang yang berhasil menulis itu lega.

Semakin lancar membuang kotoran tubuh, sehatlah badan anda. Semakin anda menulis, semakin sehat tulisan anda. Sampah sampah yang akan berlimpah sama (tulisan tulisan yang berlimpah) adalah anugerah.

Bagaimana cara mengeluarkan kotoran, kita makan dulu. Bagaimana cara memulai menulis, baca dulu. Tulislah apa yang menjadi sampah dipikiranmu, ASU, BANGSAT, TAEK, Boleh boleh saja. Sastra tidak mengenal kejelekan, tulisan adalah  pesan. sekian dan terima kasih


Informasi penting !
  1. Bagi kalian sudah mengirim naskah puisi bersama wadahcerpen, terima kasih banyak atas partisipasinya.
  2. Pemenang adalah peserta yang naskahnya sudah dinominasikan (Silakan menghubungi saya selaku pj event di 083893833037 atau di 7e729f55 (pin bb) sampai tanggal 10 agustus)
  3. Bagi yang ingin bertanya mengenai lomba juga silakan, saya terbuka bagi siapapun.

Saturday 18 July 2015

Untuk Papua, Papua Kita

Ilustrasi: orang papua merenung keadaan di Indonesia

Sangat disayangkan, insiden di Tolikara, Papua berbau konflik agama. Mungkin bukan pertama kali. Peristiwa serupa sudah terjadi sebelumnya. Papua dibombardir oleh isu yang mengarah konflik di Papua menjadi horizontal dengan isu keagamaan. Apapun yang berkaitan dengan agama itu sensitif, karena manusia sekarang kecenderungan hanya memiliki fanatisme agamis, kurang memiliki esensi beragama yang mengajarkan kebaikan.

Beberapa kali pun insiden serupa terjadi, namun karena kerukunan dan kecintaan hidup bersama orang Papua dengan warga lain yang berbeda, baik agama maupun suku bangsa, Papua masih ada untuk Indonesia, untuk kita. Itulah nilai yang dimiliki oleh masyarakat Papua.

Informasi insiden Tolikara "Masjid dibakar ketika sholat id" yang menyebar begitu cepat, bagai wabah penyakit zoonosis. Media berlomba menyebar informasi dengan narasumber sangat terbatas, membuat dan membentuk opini sedemikian rupa yang dapat menyudutkan warga Papua. Apalagi asumsi netizen ampuh mempengaruhi masyarakat, bobrok !

Asumsi masyarakat pada media yang terlalu kuat, membuat fakta dan opini yang bergulir pating timbrung. Mintailah masyarakat, pimpinan agama, wakil-wakil masyarakat adat, untuk mengambil peran maksimal, menenangkan warga dan memberi penjelasan khususnya kepada media-media arus besar nasional terkait dengan fakta peristiwa yang sangat kita harapkan tidak menyulut konflik lebih luas. Ini menyangkut kemanusiaan.

Hal lain lagi yang kurang diperhatikan adalah hubungan aparat dengan konflik yang terus terusan dengan kekerasan. Bukan dialogis, apalagi arahan. Mungkin ini kelalaian aparat aparat hukum yang tidak mampu menangani persoalan sosial yang terjadi disana. Tangani manusia dengan manusiawi, mungkin lebih baik.

Untuk pemerintah, ambilah langkah langkah preventif agar isu dapat dicegah dengan fakta. Sebagai ulasan mengenai  menyebarnya surat Edaran dari Gereja Injil di Indonesia (GIDI) di media sosial secara sistematis dan cepat. fakta keanehan dari  surat menggunakan Kop Surat/logo GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) pada tanggal 11 Juli 2015 yang ditujukan kepada Umat Muslim Se Kabupaten Tolikara.

Surat itu ditembuskan kepada DPRD Tolikara, Bupati Kabupaten Tolikara, Polres Tolikara, semestinya dapat segera di atasi dari awal. Kok bisa? Ya itulah sisi buruk pihak pemerintah dan kepolisian tidak melakukan upaya preventif (pencegahan dini) sehingga isu cepat mewabah tanpa dasar yang jelas.

Mungkin akses sulit ke TKP membuat awak media memilih beropini daripada mencari fakta, nyatanya dokumen kejadian sama, contoh foto dan kutipan tokoh atau pihak terkait. Sebuah surat yang mengatasnamakan organisasi agama tertentu di Papua belum terklarifikasi keaslian sumbernya.
Semoga peristiwa ini menjadi catatan untuk tidak lagi beropini dan berasumsi negatif tentang papua, pergeseran ke isu agama.
Untuk Papua, Papua kita
Kami turut beruda mendalam bagi mereka yang menjadi korban.

Riview Papuaitukita.net

Thursday 16 July 2015

Masalah manusia Indonesia

sahabat lpm sketsa/ supri dan fatur
Saya seorang mahasiswa kudet (kurang update) dari salah satu universitas di kota satria, Purwokerto. Tidak lebih dari mahasiswa kupu kupu dan tidak pernah memikirkan nilai bagus, pacar dan profesi yang bertahta. Saya mungkin lagi beruntung bisa kuliah karena Negara ini benar benar memberikan keadilan, imposible. Progam pendidikan kepada golongan paria yang sedikit bersih dengkulnya ini memberikan saya banyak peluang untuk belajar di ranah pendidikan tinggi. Benar benar berkat kuliah saya membuka ‘mata’, mengupas tebelnya sifat apatis terhadap lingkungan.

Kali ini saya mau sedikit menuntaskan kebahangan otak saya setelah kedua mata mulai terbuka. Ya, berawal dari pemilu presiden tahun 2014, saya tertarik dengan wacana revolusi mental dari capres no. 2 yang kini lagi menahkodai Negara Maritim, eloknya. Huforia public dengan adanya revolusi mental membangkitkan kaum kecil semakin percaya diri menghadirkan pemimpin yang kurasa tegas saat itu. Jelasnya, kita rasakan saat ini. Bagaimana regulasi dan taktik yang diterapkan atau hanya retorika untuk memungut suara secara cuma cuma.

Sebuah Hopeless atau lebih trend-nya PHP, seorang pemimpin menyandang gelar a new hope tidak reliable dengan tuturnya. Namun, bukan tidak mungkin negara ini jadi negara adi daya, minimal ASEAN untuk segala aspeknya. Jika retorika itu berakhir pada pengimplementasian yang didukung rakyat sepenuhnya. Lagi, sebelum rakyat menyublimkan kepercayaan kepada mantan gubernur DKI Jakarta yang belum cuci tangan dari jabatannya.

Hubungan kemanusiaan

Pemimpin bukan semena mena menjadi peracik adonan dasar pengembangan negara ini dan wakil rakyat (wakil rakyat yang punya jabatan) tidak berhak mempunyai hak rakyat. Sungguh, keadaan ini tumpang tidih. Ketika rakyat menganggap pemimpin tidak bejus dan pemimpin menganggap rakyat itu bodoh. Inilah yang terjadi dinegara ini, hubungan kemanusiaan yang luntur.

Hubungan kemanusiaan yang menganut unsur unsur kedekatan manusia dengan manusia, bukan manusia dengan materi dan alat ukurnya merupakan salah satu kunci membongkar masalah-masalah kemanusiaan. Tidak perlu contoh masalahnya apa. Simak saja dimedia informasi, kita akan langsung menemukan informasi tentang konflik manusia dengan manusia yang sifatnya monoton, bahkan menjadi headline.

Sementara penegak hukum yang katanya bisa membantu malah ikut ikutan terlibat masalahnya. Arep kepriwe maning lur? Orang kita juga lupa sama peribahasa yang sangat sederhana ini “Tak kenal, maka tak sayang”. Simpel lagi, kita hapal kan sila ke 2 kemanusiaan yang beradab? Salah satu ciri kemanusiaan yang beradab adalah hubungan kemanusiaan yang harmonis.

Hubungan kemanusiaan yang harmonis tentunya menimbulkan kegiatan kegiatan social yang baik seperti gotong royong, forum musyawarah, kerja bakti yang tidak sama sekali membebani rakyat. Sayang, kita tidak memikirkan itu, kita hanya memikirkan apa yang akan kita ukur. Seperti hidup dijaman kuno yang baru, berburu dan meramu.

Dari paragraph sebelumnya, seyogyanya kita paham. Masalah kemanusiaan diperbaiki dengan unsur kemanusiaan dan selesaikan dengan jalan kemanusiaan. Hukum ada karena adanya manusia dengan manusia saling menghargai dan mengerti apa yang seharusnya tidak dilakukan dan dilakukan. Percuma jika penegak hukum tidak mempunyai hubungan kemanusiaan baik dengan rakyat. Hukum juga milik rakyat.

Kembali pada bahasan yang lebih luas, sistem hubungan kemanusiaan jika diterapkan dalam aspek lebih luas memang ngambang seperti ditingkat bangsa. Namun, bukan ngambang karena tidak jelas, tetapi perlu hubungan kemanusiaan yang struktur dan massif. Dalam contoh lain, kita harus punya struktur yang bersifat kemanusiaan lagi seperti dulu.

Apa itu struktur yang bersifat hubungan kemanusiaan? Struktur yang dipakai manusia dalam membentuk kelompoknya, membentuk kelompok dari kelompok kelompok yang ada. Memang, struktur itu sudah ada, tapi hilangnya sebuah hubungan kemanusiaan yang tergantikan system social ekonomi. Kalau kita baca buku sejarah Indonesia, pasti ada sumpah pemuda. Betapa pemuda masa lalu sudah paham, mereka perlu mengakui tanah air, bahasa, dan bangsa Indonesia.
Bersambung...

Wednesday 1 July 2015

Jika Manusia itu Manusia

 
 "Manusia adalah kita, kita yang mempunyai keyakinan dan mampu berbuat"


Segala anugerah telah tak terhitung kita terima sebagai manusia, ciptaan Tuhan yang terbaik dari sebaik baiknya makhluk. Manusia menerima anugerah itu yang telah disama-ratakan kepada manusia saat manusia lahir di dunia. Hanya saja, Tuhan memberikan kesempatan kepada seluruh manusia untuk berlomba lomba mendapatkan anugerah Tuhan. Apa itu? tentu saja kenyamanan hidup atau kenikmatan.

Adalah kerugian anda sebagai manusia, jika anda tidak berlaku sebagai manusia. Apakah kau ingin bersifat seperti hewan? kau bisa dan kau sangat trampil, kau cukup makan. Apakah kau ingin bersifat seperti Jin? kau sangat bisa, kau cukup mengatakan bahwa aku waras. Dan apakah kau ingin bersifat seperti malaikat, atau sejenisnya? kau cukup yakin bahwa kau sangat tidak sempurna dan ketergantungan.

Sudah tahu apa itu manusia? kalau sudah tahu mari kita beriman dan beramal. Setelah itu beranjak melihat manusia dari sisi manusia. Pasti kau yakin berpandangan bahwa manusia sekarang bukan manusia yang kau inginkan. Betulkan begitu? jika iya, kau adalah manusia sebenarnya yang menjadi manusia.

Sama sama manusia

Manusia diciptakan sangat beragam, tidak ada yang sama, tidak pula yang beda. Jika kau ingin mengelompok, silahkan saja. Tetapi kau sama saja manusia, tidak akan beda dengan manusia lainnya. Tetapi, tak jarang manusia menginginkan kelompoknya menjadi kelompok manusia yang diridhoi Tuhan, boleh boleh saja asalkan kalian masih menjadi manusia, beriman dan beramal.

Apakah kau yang mengakui kebenaran di kelompokmu? Jika iya, kenapa kau membenci kelompok manusia lainnya, mereka juga manusia. Jika yakin kelompokmu paling benar? Siapa Tuhanmu? Apakah Tuhan menyuruhmu membenci sesama manusia?

Hubungan manusia

Hubungan manusia terjadi karena manusia tidak sempurna dan ketergantungan. Jika kau itu, manusia yang menjadi manusia kau ingin apa atas hubungan kemanusiaan? bukankah kau ingin berhubungaan dengan sama sama manusia dan menganggap manusia itu sama. Sudahkah mengerti manusia itu manusia yang ingin disebut manusia? Hal atau jawaban itu terletak pada judul bacaan ini