Thursday 28 January 2016

Pengadilan Jalanan

Gue mah mau crita bukan tentang  agama. Bukan. Gue mau bicara tentang Hak azazi manusia, HAM. Lu tau kan Gafatar ? Kalo lu sering baca berita pasti taulah. Gue mau ngbahas GAFATAR yang katanya di "cap" sesat oleh hampir seluruh umat agama yang bersangkutan. Bahkan ame sopir agama aja ikut ikutan. Biar jelas! 


GAFATAR kepanjangan Gerakan Fajar Nusantara terdiri atas beragam latar belakang pendidikan, umur, pekerjaan dan suku. GAFATAR cukup pesat dalam mencari pentolan dan pengikutnya. Bisa dibilang tidak sedikit orang yang berkumpul di GAFATAR. Dalam kasus beberapa waktu lalu, Kelompok ini mendapat pengusiran paksa sama masyarakat dan petugas setempat. Bukan hanya diusir, harta benda mereka juga dibakar ludes. Sisanya hanya abu, tetapi bukan abu rijal bahri yang suka pakai baju kuning.

Banyak kerugian yang dialami anggota GAFATAR baik itu materi maupun non materi, yang jelas adalah trauma berkepanjangan dan kebencian pada sesama manusia, terutama manusia yang melakukan tindakan tersebut dan umat yang melabeli dengan aliran sesat. Hal ini menjadi targedi beulang ulang dimana 'pengadil jalanan' akan selalu cepat bergerak daripada pengadil sesungguhnya. Kasian memang, bukannya membela, tetapi gue juga manusia yang punya rasa kemanusiaan. 

Gue si bukan ustad, bukan pula orang yang punya dengkul bersih tentang spiritual. Hampir semua manusia percaya bahwa Tuhan memandang karena kebaikan kita. Lantas kenapa si pengadil jalanan tega semena mena sama manusia? Yang tidak lain adalah sesama makhluk sederajat Ciptaan Tuhan. Entah lu setuju atau ngga. Itu urusan lo pada. 

Kalau soal hidup di Indonesia pastinya lu berjanji mengikuti ayat ayat konstitusi bahwa indonesia dengan beragam suku, agama dan ras. Kalau soal agama bolehlah menjunjung ayat ayat suci. Lantas, nyatanya elu pada menjadi rasis begitu soal agama. heran. Untung yang minor minor memahami tindakan yang mayoritas. Kalau tidak? 

Itu salah satu contoh broboknya hukum di Indonesia. Banyak contoh kasus hukum yang ditawar dan bahkan di kangkangi begitu saja. Pokoknya banyak deh. Gue si cuma bisa mengharap pengadilan esungguhnya di Indonesia menjadi yang pengadilan yang cepat bergerak. Gue juga ga mau ngbahas lebih dalam tentang keadilan, karena bang iwan fals pernah bilang "Jangan bicara tentang keadilan, sebab keadilan bukan untuj diperdebatkan". Ujung ujungnya Tuan yang banyak uang yang menang.

Monday 25 January 2016

Mereka sama sama tidak tahu diri

Mereka sama sama menyebut yang tidak baik. Apa yang berbau barat adalah kafir dan apa yang berbau islam adalah teror. Wajar, kalau masih terjadi peperangan diantara mereka. Barat pernah menjajah, muslim pernah berbuat teror. Walaupun banyak mengelak mereka yang melakukan bukan dari yang kebanyakan. Jadi apa? Banyak orang barat yang tidak tahu peradaban islam, banyak orang muslim yang tidak mengenal orang barat. Sampai kapanpun, akan seperti ini, sampai apa yang dinamakan Tuhan berhenti memberi kenikmatan kalau mereka tidak mengenal.Kata mutiara populer ini mungkin benar sekali "Tak kenal Maka Tak sayang" Walau tidak tertera jelas pada kitab suci.

Waktu saya kecil banyak sopir agama yang memberi wejangan bahwa barat telah menjajah habis habisan tempat lahir, Kekayaan, kenyamanan dan kemakmuran. Dia bilang, mereka kafir, tidak punya Tuhan. Saya yang belum tahu apa apa, mantuk thok. Bukan hanya saya, kalian pun pernah mengalami, bahkan sering. Iya itu memang benar adanya, terlihat banyak peninggalan orang barat, bangunan, bahasa, sifat dan karater. 

Beranjak remaja, mulai sedikit malas mendengar sopir sopir itu bicara, mereka bak radio rusak. Berbunyi tak jelas, dikeraskan malah merusak telinga. Saya mulai belajar diekolahan yang agak terbuka, bisa latihan ngomong dan diskusi. Tidak seperti sopir sopir tersebut yang selalu berbicara, tidak pernah mengajak penumpangnya berdiskusi dan berpikir. Lantas saya jadi bodoh seperti ini mengenai sprirtualitas.

Disekolah yang katanya kebanyakan produk barat, pokoknya khas barat saya belajar. Dulu sempat banyak perdebatan apa yang berbau kafir tidak boleh digunakan katanya. Namun setelah banyak ormas muslim agak modern bermunculan, perdebata itu selesai. Kalau anda pernah nonton film Sang pencerah pasti kamu tahu masalah ini. Di di film itu diveritakan lahirnya ormas muhammadiyah dengan pendirinya, Kyai Ahmad dahlan. Lucunya, setelah film ini tayang aktor pemeran kyai dahlan malah murtad. Saya hanya bisa berkata lakum dinukum waliyadin.
Lanjut crita sekolah nih, disekolah tidak jauh beda, ada pelajaran yang sering disampaikan si sopir sopir agama. Saya kadang kasihan kepada mereka yang beda sopir, mereka secara tidak langsung dihina. Tetapi bersyukur mereka memaklumi, karena manusia tidaklah sempurna. Malah saya heran yang satu supir suka berantem gara gara haram dan halal. Lebih parahnya, bicara sesat dan tidaknya terhadap sesuatu. Bisa bunuh membunuh. Terus apa bedanya jaman jahiliyah sama sekarang,? Bodoh memang!

Kasus yang sudah terbukti tuh si DAESH (julukan ISIS oleh pihak barat). Saya heran lagi ulah si sopir yang mengatakan si daesh utusan barat. Walah walah, makin benci ajenih. Jangan menyalahkan. Jangan sampai penumpang lain ikut menyalahkan, nanti bisa perang besar! Sebenarnya daesh itu produk ideologi kebencian dan balas dendam, ini asumsi saya. anda boleh beda, tetapi tidak perlu berantem dan membunuh, nanti kita sama kayak mereka. Dalam agama apapun, kalau punya kebencian dan balas dendam adalah tidak baik dan tidak benar. Penting kalian tahu, bahwa semangat terbesar manusia adalah kebencian dan balas dendam. Hehehe kata kata ini bisa anda lihat juga pada film animasi Naruto.

Mungkin kalao tentang daesh tidak perlu aya terangkan, kalian bisa nilai sendiri. Terakhir tuh di BOM SARINAH. Lucunya bukan lahir ketakutan malah lahir produk polisi ganteng. Bukannya pada takut malah dilihat dan dikira tontonan. PKL pun berjualan. Satu kelebihan yang terdiri atas banyak kekurangan bangsaku. 

Ya sudahlah, jangan dipahami, jangan buat referensi,cukup saja baca dengan akal dan nurani bahwa kita adalah manusia yang akan membutuhkan kenikmatan. Sekian

Saturday 2 January 2016

Polaeh wong wadon jaman siki "Ebeg Wadon"

Bukannya saya heran, bukan pula pamer, ini adalah sebagian dari budaya kita yang menyangkut moral dan etika. Bagaimana pendapatmu dengan melihat gambar gambar dibawah ini? Gambar atau foto ini saya ambil kemarin dari grup EDAFOR Ebeg Damai Forever, komunitas pecinta ebeg (kuda lumping wilayah banyumas  dan sekitarnya.