Argumen tentang kebahagiaan adalah sebagian tulisan tentang kehidupan masyarakat sekarang yang memandang bahwa dunia ini sempit dan terpetak petak.
pinterest.com |
Masyarakat kelas rendah menyuarakan tuduhan-tuduhan mereka terhadap kapitalisme (Katanya kaum elit pelit) :
kata mereka, kaum pinggiran, kepemilikan kendaraan bermotor, perangkat televisi, dan lemari es tidak membuat orang menjadi bahagia. Kedua, tambah mereka, masih banyak orang yang tidak memiliki satupun peranti tersebut. Proposisi tersebut memang benar adanya; namun, kesalahannya tidak dapat dilimpahkan kepada sistem kerjasama sosial yang kapitalistik.
Manusia tidak bekerja atau bersusah payah untuk mencapai kebahagiaan sempurna, melainkan untuk menghilangkan sebesar mungkin ketidaknyamanan yang dirasakannya ia menjadi lebih bahagia daripada sebelumnya. Seseorang pembeli televisi pada efeknya memberi bukti bahwa kepemilikan alat tersebut akan meningkatkan kesejahteraannya dan membuatnya lebih puas ketimbang tanpa alat tersebut. Jika tidak demikian halnya, ia tidak akan membeli. Tugas dokter bukanlah membuat pasiennya bahagia, melainkan menghilangkan penyakitnya dan membuat kondisinya lebih baik untuk mengejar apa yang menjadi kepedulian setiap makhluk yang hidup, bertarung melawan semua faktor yang merugikan dan mengganggu hidupnya.
Mungkin benar bahwa sebagian dari kaum pengemis Budha, yang hidup dari sedekah dalam debu dan nestapa, benar-benar merasakan kebahagiaan dan tidak merasa iri kepada orang kaya dan terpandang manapun. Namun demikian, adalah kenyataan bahwa bagi kebanyakan orang kehidupan yang demikian tampak tidak dapat dijalankan. Bagi mereka dorongan menuju perbaikan perbaikan tiada henti terhadap kondisi-kondisi eksternal adalah hal yang sudah mendarah-daging. Siapa sudi mengambil pengemis Asia sebagai model bagi penduduk Amerika? Salah satu pencapaian kapitalisme yang paling mengagumkan adalah berhasil diturunkannya angka kematian anak. Siapa yang masih membantah bahwa fenomena ini setidaknya telah menghilangkan salah satu penyebab ketidakbahagiaan banyak orang? Tuduhan kedua yang dilontarkan kepada kapitalisme, tak kalah musykilnya-yakni bahwa berbagai inovasi yang terjadi di bidang teknologi dan terapi tidak memberi keuntungan kepada semua orang.
Mungkin benar bahwa sebagian dari kaum pengemis Budha, yang hidup dari sedekah dalam debu dan nestapa, benar-benar merasakan kebahagiaan dan tidak merasa iri kepada orang kaya dan terpandang manapun. Namun demikian, adalah kenyataan bahwa bagi kebanyakan orang kehidupan yang demikian tampak tidak dapat dijalankan. Bagi mereka dorongan menuju perbaikan perbaikan tiada henti terhadap kondisi-kondisi eksternal adalah hal yang sudah mendarah-daging. Siapa sudi mengambil pengemis Asia sebagai model bagi penduduk Amerika? Salah satu pencapaian kapitalisme yang paling mengagumkan adalah berhasil diturunkannya angka kematian anak. Siapa yang masih membantah bahwa fenomena ini setidaknya telah menghilangkan salah satu penyebab ketidakbahagiaan banyak orang? Tuduhan kedua yang dilontarkan kepada kapitalisme, tak kalah musykilnya-yakni bahwa berbagai inovasi yang terjadi di bidang teknologi dan terapi tidak memberi keuntungan kepada semua orang.
Berbagai perubahan kondisi kemanusiaan adalah berkat rintisan manusia-manusia yang paling pintar dan enerjik. Mereka memegang kendali dan setindak demi setindak selebihnya umat manusia ikut di belakang. Inovasi mulanya adalah kemewahan bagi segelintir manusia saja, sebelum akhirnya sedikit demi sedikit hal tersebut terjangkau oleh banyak orang. Bukanlah keberatan yang masuk akal terhadap penggunaan sepatu atau sendok-garpu–yang tidak langsung menjadi populer-jika pertimbangannya adalah bahwa di jaman sekarang terdapat jutaan orang masih belum mengenal peralatan tersebut. Para wanita dan pria terhormat yang mengawali penggunaan sabun adalah mereka yang mendukung ide agar sabun diproduksi dalam skala besar bagi masyarakat biasa.
Jika mereka yang saat ini mampu membeli TV namun bersikap abstain karena masih banyak orang belum mampu membelinya, maka mereka bukanlah memajukan, melainkan memundurkan, popularisasi alat tersebut.