Saturday 19 September 2015

ARGUMEN TENTANG KEBAHAGIAAN

Argumen tentang kebahagiaan adalah sebagian tulisan tentang kehidupan masyarakat sekarang yang memandang bahwa dunia ini sempit dan terpetak petak.
pinterest.com

Masyarakat kelas rendah menyuarakan tuduhan-tuduhan mereka terhadap kapitalisme (Katanya kaum elit pelit) :
kata mereka, kaum pinggiran, kepemilikan kendaraan bermotor, perangkat televisi, dan lemari es tidak membuat orang menjadi bahagia. Kedua, tambah mereka, masih banyak orang yang tidak memiliki satupun peranti tersebut. Proposisi tersebut memang benar adanya; namun, kesalahannya tidak dapat dilimpahkan kepada sistem kerjasama sosial yang kapitalistik. 
Manusia tidak bekerja atau bersusah payah untuk mencapai kebahagiaan sempurna, melainkan untuk menghilangkan sebesar mungkin ketidaknyamanan yang dirasakannya ia menjadi lebih bahagia daripada sebelumnya. Seseorang pembeli televisi pada efeknya memberi bukti bahwa kepemilikan alat tersebut akan meningkatkan kesejahteraannya dan membuatnya lebih puas ketimbang tanpa alat tersebut. Jika tidak demikian halnya, ia tidak akan membeli. Tugas dokter bukanlah membuat pasiennya bahagia, melainkan menghilangkan penyakitnya dan membuat kondisinya lebih baik untuk mengejar apa yang menjadi kepedulian setiap makhluk yang hidup, bertarung melawan semua faktor yang merugikan dan mengganggu hidupnya.

Mungkin benar bahwa sebagian dari kaum pengemis Budha, yang hidup dari sedekah dalam debu dan nestapa, benar-benar merasakan kebahagiaan dan tidak merasa iri kepada orang kaya dan terpandang manapun. Namun demikian, adalah kenyataan bahwa bagi kebanyakan orang kehidupan yang demikian tampak tidak  dapat dijalankan. Bagi mereka dorongan menuju perbaikan perbaikan tiada henti terhadap kondisi-kondisi eksternal adalah hal yang sudah mendarah-daging. Siapa sudi mengambil pengemis Asia sebagai model bagi penduduk Amerika? Salah satu pencapaian kapitalisme yang paling mengagumkan adalah berhasil diturunkannya angka kematian anak. Siapa yang masih membantah bahwa fenomena ini setidaknya telah menghilangkan salah satu penyebab ketidakbahagiaan banyak orang?  Tuduhan kedua yang dilontarkan kepada kapitalisme, tak kalah musykilnya-yakni bahwa berbagai inovasi yang terjadi di bidang teknologi dan terapi tidak memberi keuntungan kepada semua orang. 

Berbagai perubahan kondisi kemanusiaan adalah berkat rintisan manusia-manusia yang paling pintar dan enerjik. Mereka memegang kendali dan setindak demi setindak selebihnya umat manusia ikut di belakang. Inovasi mulanya adalah kemewahan bagi segelintir manusia saja, sebelum akhirnya sedikit demi sedikit hal tersebut terjangkau oleh banyak orang. Bukanlah keberatan yang masuk akal terhadap penggunaan sepatu atau sendok-garpu–yang tidak langsung menjadi populer-jika pertimbangannya adalah bahwa di jaman sekarang terdapat jutaan orang masih belum mengenal peralatan tersebut. Para wanita dan pria terhormat yang mengawali penggunaan sabun adalah mereka yang mendukung ide agar sabun diproduksi dalam skala besar bagi masyarakat biasa.
Jika mereka yang saat ini mampu membeli TV namun bersikap abstain karena masih banyak orang belum mampu membelinya, maka mereka bukanlah memajukan, melainkan memundurkan, popularisasi alat tersebut.

Friday 11 September 2015

NASEHAT Bagai mendaki gunung datar

Gunung Meja Venezuela/ sumber: sidomi.com
Inilah lelucon jika manusia terlalu berperasa atau dalam bahasa wong ora genah 'baper-an'. Lagi lagi, saya dihadapi dengan manusia yang meminta selembar coretan, katanya lagi kesusahan, banyak beban. Mungkin saya beruntung, saya dianggap lebih baik, namun sayalah seburuk buruknya manusia saat ini.

Pikirku, sebagus bagusnya manusia adalah mereka yang indah dalam berbudi akal, menggunakan akal pikirnya, lalu tak lupa mereka menghaluskan akal pikirnya dengan perasaan. Bukan masalah agama mereka apa, tetapi bagaimana mempunyai nilai nilai kehidupan, nilai kemanusiaan yang selalu diwujudkan dalam kehidupan sehari hari.

Pikirku lagi, Seberat beratnya berpikir itu adalah jalan, seringan ringannya perasaan adalah beban. Jika sudah terlalu berat, jalannya adalah sebuah kelegaan rohani . Ya, itulah yang selama ini saya jalani, jika kalian meminta saranku, silakan ambil baiknya saja.

Setiap makhluk punya iman dan mengimani satu Tuhan. Ada cara cara beriman dan beradab (agama). Iman itu sebagai industri nasehat, agar industri nasehatmu tetap utuh, tentu butuh biaya, apa itu ? Ikhlas. Iman yang diikhlaskan pada suatu zat yang tunggal (Tuhan). Inilah kelegaan

Jika ada seseorang yang meminta nasihat darimu, kuatkan imannya, ikhlaskan imannya. Kemudian dia akan sehat imannya dan mulai berpikir bagaimana perasaannya terjaga. Mungkin hanya itu, nasehat yang saya bisa berikan pada seseorang yang telah membantuku dikala saya sakit sebulan lalu.

Berat rasa, berat pikir mari kita ikhlaskan, yakini itulah kelegaan. Ini tak seberat mendaki gunung yang datar.

Cerpen Bahasa Banyumasan ; Obong Obongan

Ninine enggal dina ruwing ndelengi bocah bocah pada mbuang runtah sekarepe dhewek. Apa maning runtah plastik, bekas bungkus jajan. Ninine saking kepengin njunjung blukang nggo nggurah bocah sing sering dolanan neng latare.

Saben esuk ninine rawat latar nganti bersih, wis kaya taman kota bersihe. Banjur wayah sore latare ninine wis kaya TPA gunung tugel, latare merah meruh. Ninine munggah darah, saben ana bocah liwat domaih kaya wong ora waras.

Wektu kuwe pas ninine lagi menggeni, ujug ujug mbuh gedumbreng neng pager sentonge ninine sing mung dialing alingi seng. Ninine sing lagi menggeni njimprak kaya bancet kawin karo ngomong "gusti pangapura, sapa kiye sing gawe kaget, kaya asu !". Asune metu kang cangkeme ninine nganti tangga teparo pada krungu.

"Allahhh, gusti untung jantungku ora copot" ngresulane ninine. Ninine sing lagi alon alon nyebut krungu cekikikane bocah. Ninine ngerti bahwa cekikikane bocah kuwe sing gawe kaget. Ninine sing wis medegel banjur nyeneng blukang metu sekang pedangan utawa sentong.

"woy, koe bocah apa anak mbelis !! wong lagi enak enak menggeni dikageti, anake sapa jane!" medegele ninie karo nyincing jarit. Bocah sing weruh ninine nggawa blukang banjur pada pecicilan mlayu kaya celeng.

Ninine sing esih medegel mlebu pedhangan maning, nerusna menggeni. Ora nyana, para sing isi suluh kebakar. Apese ninine wis lagi medegel ditambah para kebakar gara pawone ora ditungguni dadi  mlagar gara gara ngurusi bocah edan.

"Tulung,,, tulung,,, pedhanganku kebakaran,tulung kiye gusti........ !!" suarane ninine nyaingi toa langgar, serune poll.

Bersambung...

Saturday 5 September 2015

Putri Anggasuta | PUISI Edisi KKN

Aku yang tak berbekas di alam anggasuta, aku ingin menyampaikan rasa selayang untukmu. Putri-putri anggasuta yang berbudi luhur, ramah dan santun. Kepada Tuhan dan Alamnya ku persembahkan sebuah rangkaian kata yang tak tertata rapi.

Dendang angin berayun ayun
Mengalun sendu di alam anggasuta
Menemani bocah berparas ayu
Menyiru sumbul hasil bumi

Telatah kalbu putri menggugah rasa
Menampik kecemasan yang tak seimbang
Sebutir hati yg keras menggerai kuat
Sebongkah koin merampas seisi pandang
Tepenuhi bayang putri
 
Mungkin ku tulis sinis
Di lembar pangkuan jiwa
Untuk menampik muslihat yang abadi
Dalam gerangan setangkai hasrat terurai rapi
Menyodorkan kasih yang bergerayangan

Kini sebatang dahan yang kau beri
Melebur tunggal menjadi satu
Dalam nyanyian-nyanian rindu yang membersit
Lugas tak menampakkan kelukur yang terperanjat
Selengan kerlipan mata merapal kalimat dipadang tandus
Anggasuta...


Mungkin itu ungkapan kecil dari pikir yang mungkin sempat tertinggal disini. Aku kira sudah selesai, tapi hubungan yang abadi antara alam dan jiwa yang bersih akan selalu abadi di singahsana Anggasuta. Sekian dan trima kasih