Monday 6 April 2015

Mengenang Sejarah Banyumas

Logo Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas yang kita kenal saat ini memang sudah cukup megah dan modern. Bukan Banyumas pada saat itu yang masih tradisional. Banyak perubahan yang terjadi di Banyumas. Apalagi anak anak sekarang yang sudah dicekoki ilmu dan teknologi sejak dini, mungkin Banyumas hanya sekedar kabupaten yang cukup ditempati.

Adalah manusia yang tidak menhargai jika tidak tahu sejarah berdirinya dan siapa saja yang telah berjasa untuk Kabupaten Banyumas. Oleh karena itu, marilah sobat Banyumasan mengulas sedikit sejarah Banyumas secara singkat.

Berawal pada suatu peristiwa yang menyebabkan kematian Adipati Wirasaba ke - 6 (Warga Utama ke-I) dikarenakan kesalah pahaman dari kanjeng sultan pada waktu itu. Sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang), sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Pajang. 

Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya, sultan Pajang memanggil para putra Adipati Wirasaba, Namun tidak ada yang berani menghadap. Kemudian salah satu diantara putra menantunya memberanikan diri menghadap, Joko Kahiman namanya. Namun apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah, mohon kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata beliau diberi anugerah dengan diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke-7.

Semenjak itulah Raden Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar Adipati Warga Utama II. Kemudian sekembalinya dari kesultanan Pajang atas kebesaran hatinya, dan dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian yang kemudian diberikan kepada para iparnya.

Pembagian Wilayah Wirasaba oleh Joko Kahiman:
  1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
  2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
  3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
  4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dengan membuka hutan mangli, yang kemudian dibangun pusat pemerintahan dan yang kemudian menjadi nama Kabupaten Banyumas.


Kabupaten Banyumas berdiri pada tanggal 6 April 1582 atau bertepatan dengan tanggal 12 Robiul
Awal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 Tahun 1990.

Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama, dikenal dengan julukan atau gelar Adipati Marapat (Adipati Mrapat), karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya.









 




Siapakah Adipati Mrapat atau Joko Kahiman itu ?
Raden Joko Kahiman adalah putra Raden Banyak Sosro dengan ibu dari Pasir Luhur. Raden Banyak Sosro adalah putra Raden Baribin, seorang Pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran dan akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran.

Sedangkan Nyi Banyak Sosro, ibu Raden Joko Kahiman adalah Putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur. Semenjak kecil Raden Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Mranggi, semudi kejawar yang dikenal dengan nama Kyai Sembarta dengan Nyi Ngaisah yaitu Putri Raden Baribin yang bungsu.

Adipati Banyak Galeh adalah keturunan ke-9 dari Raden Arya Bangah dari Galuh Pakuan Putra pajajaran. Dari sejarah terungkap bahwa Raden Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :

  1. Sifat altruistis, yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
  2. Pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
  3. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu daerah dan memberikan kesejahteraan kepada semua saudaranya.

Dengan demikian tidak salah apabila MOTTO dan ETOS KERJA untuk Kabupaten Banyumas adalah SATRIA.

0 komentar:

Post a Comment